Senin, 16 Maret 2015

CARA MEMINDAHKAN PASIEN KE KURSI


 A.   Pengertian:
Suatu kegiatan yang dilakuan pada klien dengan kelemahan kemampuan fungsional untuk berpindah dari tempat tidur ke kursi.

B.    Tujuan:
1.       Melatih ototo skelet untuk mencegah kontraktur atau sindro disuse
2.       Memberikan kenyamanan
3.       Mempertahankan kontrol diri pasien
4.       Memungkinkan pasien untuk bersosialisasi
5.       Memudahkan perawat yang akan mengganti seprei (pada klien yang toleransi dengan kegiatan ini)
6.       Memberikan aktifitas pertama (latihan pertama) pada klien yang tirah baring
7.       Memindahkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik.

C.   Langkah:
1.       Ikuti protokol standar
2.       Bantu klien ke posisi duduk di tepi tempat tidur. Buat posisi kursi pada sudut 45 derajat terhadap tempat tidur. Jika menggunakan kursi roda, yakinkan bahwa kurisi ini dalam posisi terkunci
3.       Pasang sabuk pemindahan pila perlu, sesuai kebijakan lembaga
4.       Yakinkan bahwa klien menggunakan sepatu yang satabil dan anti slip
5.       Regangkan kedua kaki anda
6.       Fleksikan panggul dan lutut anda, sejajarkan lutut anda dengan klien
7.       Pegang sabuk pemindahan dari bawah atau gapai melalui aksila klien dan tempatkan tangan pada skapula klien
8.       Angkat klien sampai berdiri pada hitungan 3 sambil meluruskan panggul andan dan kaki, pertahankan lutut agak fleksi
9.       Pertahankan stabilitas kaki yang lemah atau sejajarkan dengan lutut anda
10.   Berporos pada kaki yang lebih jauh dari kursi, pindahkan klien secara langsung ke depan kursi
11.   Instruksikan klien untuk menggunakan penyangga tangan pada kursi untuk menyokong
12.   Fleksikan panggul anda dan lutut saat menurunkan klien ke kursi
13.   Kaji klien untuk kesejajarn yang tepat
14.   Stabilkan tungkai dengan slimut mandi
15.   Ucapkan terimakasih atas upaya klien  dan puji klien untuk kemajuan dan penampilannya
16.   Lengkapi akhir protokol
Sumber;
Perry, Peterson, Potter; Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar
Azis Alimul Hidayat, S.Kp; Buku Saku Praktikum KDM

5 MEJA POSYANDU


Langkah ke Posyandu
  • Meja 1 Pendaftaran balita, ibu hamil, ibu menyusui
  • Meja 2 Penimbangan balita
  • Meja 3 Pencatatan hasil penimbangan
  • Meja 4 Penyuluhan dan pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu hamil dan ibu menyusui
  • Meja 5 Pelayanan kesehatan, KB, imunisasi dan pojok oralit
Kegiatan Di MEJA 1
  1. Pendaftaran Balita
    1. Balita didaftar dalam formulir pencatatan balita
    2. Bila anak sudah memiliki KMS, berarti bulan lalu anak sudah ditimbang. Minta KMSnya, namanya dicatat pada secarik kertas. Kertas ini diselipkan di KMS, kemudian ibu balita diminta membawa anaknya menuju tempat penimbangan.
    3. Bila anak belum punya KMS, berarti baru bulan ini ikut penimbangan atau KMS lamanya hilang. Ambil KMS baru, kolomnya diisi secara lengkap, nama anak dicatat pada secarik kertas. Secarik kertas ini diselipkan di KMS, kemudian ibu balita diminta membawa anaknya ke tempat penimbangan.
  1. Pendaftaran ibu hamil
    • Ibu hamil didaftar dalam formulir catatan untuk ibu hamil.
    • Ibu hamil yang tidak membawa balita diminta langsung menuju ke meja 4 untuk mendapat pelayanan gizi oleh kader serta pelayanan oleh petugas kesehatan di meja 5.
    • Ibu yang belum menjadi peserta KB dicatat namanya pada secarik kertas, dan ibu menyerahkan kertas itu langsung kepada petugas kesehatan di meja 5.
Kegiatan di MEJA 2
  • Penimbangan anak dan balita, hasil penimbangan berat anak dicatat pada secarik kertas yang terselip di KMS. Selipkan kertas ini kembali ke dalam KMS.
  • Selesai ditimbang, ibu dan anaknya dipersilakan menu meja 3, meja pencatatan.
Kegiatan di MEJA 3
  • Buka KMS balita yang bersangkutan.
  • Pindahkan hasil penimbangan anak dari secarik kertas ke KMSnya.
  • Pada penimbangan pertama, isilah semua kolom yang tersedia pada KMS.
  • Bila ada Kartu Kelahiran, catatlah bulan lahir anak dari kartu tersebut.
  • Bila tidak ada Kartu Kelahiran tetapi ibu ingat, catatlah bulan lahir anak sesuai ingatan ibunya.
  • Bila ibu tidak ingat dan hanya tahu umur anaknya yang sekarang, perkirakan bulan lahir anak dan catat.
Kegiatan di MEJA 4
  • Penyuluhan untuk semua orang tua balita. Mintalah KMS anak, perhatikan umur dan hasil penimbangan pada bulan ini. Kemudian ibu balita diberi penyuluhan.
  • Penyuluhan untuk semua ibu hamil. Anjurkan juga agar ibu memeriksakan kehamilannya sebanyak minimal 5 kali selama kehamilan pada petugas kesehatan atau bidan
  • Penyuluhan untuk semua ibu menyusui mengenai pentingnya ASI, kapsul iodium/garam iodium dan vitamin A.
Kegiatan di MEJA 5
Kegiatan di meja 5 adalah kegiatan pelayanan kesehatan dan pelayanan KB, imunisasi serta pemberian oralit. Kegiatan ini dipimpin dan dilaksanakan oleh petugas kesehatan dari Puskesmas.

  1. Pendaftaran
  2. Penimbangan bayi & anak balita
  3. Pengisian KMS
  4. Penyuluhan perorangan
  • Balita
  • Ibu hamil
  • PUS 
     5. Pelayanan oleh tenaga profesional
  • KIA
  • KB
  • Imunisasi
  • Pengobatan
sumber : http://kebidananfull.blogspot.com/2013/04/5-meja-posyandu.html


CARA MENSTERILKAN ALAT MEDIS


BAB 1 PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang

Banyak penyakit yang mengganggu kelangsungan hidup masyarakat banyak. Penyakit-penyakit ini bukan hanya muncul akibat keteledoran si pengidap itu sendiri. Melainkan juga dari lingkungan luar yang ada di sekitarnya. Biasanya pasien yang ada di rumah sakit  paling gampang tertular dengan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan bagi kehidupannya sendiri. Ada beberapa alas an mengapa pasien yang seharusnya mendapatkan kesembuhan justru malah mengidap penyakit lain. Hal ini disebabkan oleh keadaan rumah sakit yang tidak memenuhi standar kebersihan, sehingga penyakit lebih mudah masuk. Biasanya juga pasien tertular dari perawat yang seharusnya melindungi pasien. Banyaknya bukti nyata keteledoran juru rawat ini, menjadikan kita harus lebih mawas diri terhadap hal yang bisa mengancam keselamatan diri kita. Hal-hal seperti ini dapat mengurangi rasa percaya pasien terhadap kita sebagai pelaku kesehatan.
Dalam bekerja menciptakan lingkungan bebas infeksi yang penting dan rasional adalah melakukan setiap proses pencegahan infeksi yang dianjurkan dan keterbatasannya. Proses infeksi dasar yang dianjurkan untuk menurunkan tranmisi penyakit dari instrument yang kotor, sarung tangan bedah dan barang-barang lain yang dipakai kembali adalah sterilisasi, dekontaminasi, desinfeksi tingkat tinggi

1.2    Tujuan

-          Untuk mengetahui pengertian sterilisasi
-          Untuk mengetahui tujuan sterilisasi
-          Untuk mengetahui alat dalam melakukan sterilisasi peralatan medis yang terbuat dari kain
-          Untuk mengetahui penataklaksaan sterilisasi peralatan medis yang terbuat dari kain

                                                                               
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sterilisasi

                Sterilisasi adalah suatu tindakan membunuh kuman patogen dan apatogen beserta sporanya pada peralatan perawatan dan kedokteran dengan cara merebus, stoom, panas tinggi, atau menggunakan bahan kimia.
Prosedur Pelaksanaan:
a.       Sterilisasi dengan cara merebus
Sterilisasi peralatan dengan cara merebusnya di dalam air hingga mendidih ( 1000C ) tunggu hingga 15-20 menit. Misalnya peralatan dari logam, kaca dan karet.
b.      Sterilisasi dengan cara stoom
Sterilkan alat dengan uap panas di dalam autoclave dengan waktu, suhu, dan tekanan tertentu. Misalnya alat tenun, obat-obatan dll
c.       Sterilisasi dengan cara panas kering
Sterilisasi peralatan dalam oven dengan panas tinggi. Misalnya peralatan dari logam, benda tajam, peralatan dari kaca dan obat tertentu.
d.      Sterilisasi dengan cara menggunakan bahan kimia
Sterilisasi peralatan dengan menggunakan bahan kimia, seperti alcohol, sublimat, dan uap formalin khususnya untuk peralatan yang cepat rusak jika terkena panas, misalnya sarung tangan, kateter dll
               2.2 Tujuan Sterilisasi
               a.   Menyiapkan peralatan keperawatan dan kedokteran dalam keadaan siap pakai
               b.   Mencegah peralatan cepat rusak
               c.   Mencegah terjadinya infeksi silang

              2.3 Alat
            
-          Ember
-          Air
-          Larutan lisol 2-3 % atau larutan klorin
-          Autoclave

2.4 Penatalaksanaan

a.       Cuci tangan
b.      Gunakan hand scoon cuci
c.       Kumpulkan peralatan kain yang akan disterilisasi
d.      Pisahkan berdasarkan fungsi dan pisahkan antara kain yang infecsious dan noninfecsious masukkan ke dalam ember.
e.      Rendam  kain dengan dengan lisol 2-3 % atau dengan klorin tunggu hingga 2 jam atau rendam dalam 24 jam untuk peralatan kain yang digunakan oleh pasien dengan penyakit menular.
f.        Sikat atau kucek bagian yang bernoda
g.      Setelah selesai, kain diperas
h.      Masukkan kedalam autoclave dengan suhu 1200C dengan waktu 20-30 menit
i.         Buka tutup autoclave agar sisa uap keluar
j.         Buang hand scoon ke tempat sampah medis
k.       Cuci tangan


    
BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan
                Dapat disimpulkan bahwa sterilisasi alat keperawatan dan kedokteran dimaksudkan untuk mencegah terjadinya infeksi nasokomial. Sterilisasi dapat dengan cara merebus, stoom, panas tinggi atau menggunakan bahan kimia untuk peralatan kain kita bisa menggunkan larutan lisol atau klorin untuk melakukan perendaman.
3.2 Saran                                                   
                Ketika kita akan mensterilisasi alat kita harus menggunakan APD (Alat Perlindungan Diri) agar kita terhindar dari infeksi silang, jangan lupa cuci tangan terlebih dahulu sebelum memakai hand scoon, pakai masker dan gunakan celemek.


Sumber: Buku praktek keperawatan dasar SMK Kesehatan